Pemerintah Taliban Melarang Keras Anggotanya Berswafoto di Tempat Wisata

KabulTaliban di Afghanistan memperingatkan anggotanya untuk tidak bertamasya ke tempat wisata dan berswafoto untuk diunggah ke media sosial karena hal itu dapat merusak citra mereka. Demikian dilaporkan harian the Wall Street Journal.

Ribuan anggota Taliban dikerahkan ke Ibu Kota Kabul setelah kelompok tersebut mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus.

"Ketika sedang tidak bertugas, mereka bertamasya, piknik dan mengunjungi taman hiburan, dengan memabwa senjata dan memakai turban," kata Wall Street Journal, seperti dilansir laman Al Arabiya, Sabtu (25/9).

Menteri Pertahanan Taliban Mawlawi Mohammad Yaqub mengecam para militan atas perilaku mereka.

"Tetap pada tugas yang telah ditugaskan kepada kalian. Kalian merusak status kita, yang telah diciptakan dengan darah para syuhada kami," jelasnya.

Dengan spesifik dia memperingatkan anggota Taliban untuk tidak berswafoto dengan pemimpin Taliban ketika mereka bertemu dan mengunggah foto tersebut ke media sosial karena telah mengungkapkan informasi lokasi dan aktivitas anggota Taliban.

Yaqub juga mengkritik cara berpakaian militan Taliban dengan memerintahkan mereka untuk menumbuhkan janggut, rambut dan pakaian harus menyesuaikan dengan pemahaman mereka terhadap aturan Islam.

"Laki-laki Taliban dengan rambut sebahu, pakaian bergaya, dan kacamata hitam serta mengenakan sepatu sneakers putih sering terlihat di Kabul," lapor WSJ.

"Ini merupakan perilaku dari panglima perang dan gangster dari rezim boneka," jelas Yaqoob, merujuk pada pemerintah Afghanistan dukungan AS yang digulingkan oleh Taliban. "Jika kita terus bertingkah seperti ini, Tuhan melarang, kita akan kehilangan sistem Islam kita."

Sejak mengambil alih Afghanistan, Taliban mencoba memperbaiki citra garis keras mereka di era 1996-2001 ketika mereka masih melakukan eksekusi di depan publik, pria yang tidak salat di masjid akan dicambuk, perempuan dilarang bepergian setiap hari dan berbagai pemahaman ekstrem dari hukum Islam.

Namun, kini terlihat Taliban tidak mengubah banyak sikap mereka seperti yang dikatakan oleh Mullah Nooruddin Turabi dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press mengenai eksekusi dan amputasi merupakan hukuman "wajib" untuk menjaga keamanan di Afghanistan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Leher Beton "Mike Tyson" Siap Turun Gunung Demi Bertanding Melawan Paul Bersaudara Demi Dapatkan Uang Senilai 100 Juta USD

KSAL Mengatakan Kapal Selam KRI Naggal-402 Tenggelam

Kementerian Agama Mencatat Sekitar 52 Persen Guru RA dan Madrasah Sudah Melakukan Vaksinasi Covid-19