Pemerintah Taliban Mengatakan Perempuan di Afghanistan Boleh Kuliah Tapi Dipisah Dengan Laki-laki

JakartaKelompok Taliban mengumumkan, universitas di Afghanistan akan memisahkan siswa berdasarkan gendernya, dan aturan berpakaian akan diberlakukan.

Menteri Pendidikan Tinggi Abdul Baqi Haqqani memberi sinyal perempuan akan diizinkan untuk belajar, namun tidak berdampingan dengan laki-laki.

Dia juga mengumumkan materi pelajaran yang akan diajarkan.

Wanita dan anak perempuan dilarang berada di sekolah dan universitas di masa kekuasaan Taliban pada 1996-2001.

Taliban mengatakan mereka tidak akan mencegah perempuan untuk mendapatkan pendidikan atau pergi bekerja. Namun sejak mereka mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus, mereka meminta seluruh perempuan, kecuali yang berada di bidang kesehatan, untuk tidak bekerja hingga situasi lebih aman.

Kebijakan pendidikan tinggi yang diumumkan kemarin, disampaikan sehari setelah Taliban mengibarkan bendera resmi di istana presiden, menandakan telah dimulainya pemerintahan mereka.

Dilansir dari laman BBC, Senin (13/9), kebijakan baru ini menandakan sebuah perubahan yang signifikan dari kondisi sebelum Taliban berkuasa. Sebelumnya mahasiswi tidak harus mematuhi aturan berpakaian, dan universitas merupakan pendidikan bersama, dengan laki-laki dan perempuan belajar berdampingan.

Namun Haqqani tidak menyesal dengan perubahan ini.

"Kami tidak masalah mengakhiri sistem pendidikan campur," jelasnya. "Mahasiswa-mahasiswa itu muslim dan mereka akan menerimanya."

Sebagian kalangan menyebut aturan baru ini akan menyingkirkan perempuan dari pendidikan karena universitas tidak memiliki sumber daya untuk menyediakan kelas yang terpisah. Namun, Haqqani berkeras ada cukup expert wanita dan jika mereka tidak tersedia maka ada cara alternatif lainnya yang akan ditemukan.

"Itu semua bergantung pada kemampuan universitas," jelasnya. "Kami akan meminta guru laki-laki untuk mengajar dibalik tirai atau menggunakan teknologi."

Anak perempuan dan laki-laki juga akan dipisahkan di sekolah dasar dan ini sudah menjadi hal yang wajar di Afghanistan.

Perempuan akan diwajibkan memakai kerudung, namun Haqqani tidak menjelaskan spesifik apakah cadar wajib digunakan atau tidak.

Haqqani menuturkan materi pelajaran yang diajarkan di universitas juga akan dievaluasi lagi. Dia mengatakan kepada wartawan, Taliban ingin "membangun kurikulum Islam yang sesuai dengan Islam kami, nilai-nilai sejarah dan nasional, di sisi lain, dapat bersaing dengan negara lain."

Sejak Taliban digulingkan pada 2001, kemajuan besar di bidang pendidikan sudah terlihat di Afghanistan. Tingkat melek huruf terutama untuk anak perempuan dan perempuan dewasa meningkat.

Laporan terbaru dari UNESCO mengatakan jumlah anak perempuan di sekolah dasar meningkat dari hampir nol hingga 2,5 juta dalam 17 tahun setelah kekuasaan Taliban pada 1996-2001.

Laporan tersebut juga menjelaskan tingkat melek huruf perempuan naik hampir dua kali lipat dalam satu dekade yaitu 30 persen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Leher Beton "Mike Tyson" Siap Turun Gunung Demi Bertanding Melawan Paul Bersaudara Demi Dapatkan Uang Senilai 100 Juta USD

KSAL Mengatakan Kapal Selam KRI Naggal-402 Tenggelam

Kementerian Agama Mencatat Sekitar 52 Persen Guru RA dan Madrasah Sudah Melakukan Vaksinasi Covid-19